Pangkep, 7 September 2025-Rapat Kerja (Raker) OSIS SMA IT Shohwatul Is’ad periode 2025-2026 dilaksanakan pada Ahad (7/9) di Auditorium Al-Hijrah Shohwatul Is’ad. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pendidikan Ustadz Syamsuddin, S.Pd., M.M., Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, pembina OSIS, serta 47 santri yang tergabung dalam kepengurusan OSIS. Kehadiran unsur pimpinan sekolah dan pembina menjadi bagian penting dalam membimbing pengurus OSIS agar memahami mekanisme kerja organisasi secara lebih terarah.

Struktur organisasi OSIS tahun ini terbagi ke dalam enam divisi. Divisi tersebut mencakup Divisi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa; Divisi Prestasi Akademik, Seni dan Olahraga; Divisi Bahasa dan Komunikasi; Divisi Teknologi Informasi dan Humas; Divisi Kreativitas, Keterampilan dan Kewirausahaan; Divisi Kedisiplinan dan Ketertiban. Pembagian ini menunjukkan adanya upaya sistematis untuk mengembangkan potensi santri secara menyeluruh, sekaligus memberikan ruang praktik kepemimpinan dalam lingkup yang sesuai dengan bidang masing-masing divisi.

Dalam pelaksanaan Raker, setiap divisi diberikan kesempatan untuk mempresentasikan rencana program kerja. Proses ini tidak berhenti pada pemaparan, tetapi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang melibatkan pengurus lain, pembina, dan pimpinan sekolah. Melalui interaksi tersebut, para santri dilatih untuk mempertanggungjawabkan gagasan, menerima kritik, dan memberikan klarifikasi secara argumentatif. Hal ini menegaskan bahwa Raker berfungsi bukan hanya sebagai forum administratif, melainkan juga sebagai sarana pendidikan kepemimpinan.

Dinamika tanya jawab yang muncul memperlihatkan adanya pembelajaran nyata. Santri belajar mengelola komunikasi, mengasah keberanian berbicara di depan forum, serta mengembangkan sikap terbuka terhadap masukan. Setiap pertanyaan yang diajukan dan setiap jawaban yang diberikan menjadi bagian dari proses internalisasi nilai musyawarah, kedisiplinan berpikir, serta kemampuan mengorganisasi ide. Dengan demikian, kepemimpinan tidak dipahami sekadar sebagai jabatan, tetapi sebagai keterampilan yang dibangun melalui pengalaman kolektif.