BULUKUMBA – Santri Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Shohwatul Is’ad melakukan kunjungan ke lokasi pembuatan kapal Phinisi di Desa Tanaberu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan santri pada salah satu warisan budaya lokal dan teknik pembuatan kapal maritim tradisional Indonesia.
Rombongan santri yang terdiri dari seluruh kelas 9 PPMI Shohid ini, disambut hangat oleh para pembuat kapal. Dalam kunjungan tersebut, para santri diajak untuk menyaksikan proses pembuatan kapal Phinisi dari awal hingga akhir.
Tidak hanya itu, santri juga turut mewawancarai Para pembuat kapal dengan diberikan penjelasan mendetail mengenai teknik pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, filosofi, hingga harga jual dari pembuatan kapal tradisional ini.
Kepala Sekolah SMP IT PPMI Shohwatul Is’ad Kamaruddin M.Pmat menjelaskan, bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperluas wawasan santri tentang kearifan lokal dan pentingnya melestarikan warisan budaya.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, santri tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tetapi juga memahami pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi yang telah ada sejak lama,” ujar Ustadz Kama sapaan akrabnya, Rabu 21/08/2024.
Kamaruddin menambahkan, kegiatan ini juga merupakan Salah satu langkah konkrit untuk mewujudkan sinergi program kurikulum pondok yang selama ini berjalan.
“Mengunjungi sentra pembuatan kapal Phinisi, Tak hanya mengenalkan budaya semata kepada santri. Namun, juga sebagai wujud dari kurikulum PPMI Shohwatul Is’ad yakni Head, Heart, dan Hand. Dimana Hand, mengajarkan santri bagaimana mewujudkan kreatifitas dan akhirnya menciptkan inovasi baru di masa depan”, tambahnya.
Sementara itu, Bapak Muhammad salah satu pengrajin kapal Phinisi yang menerima kunjungan, menyambut baik inisiatif tersebut.
“Kami senang bisa berbagi ilmu dan pengalaman tentang pembuatan kapal Phinisi kepada generasi muda, khususnya santri PPMI Shohwatul Is’ad. Ini adalah bagian dari usaha kami untuk menjaga dan melanjutkan tradisi ini agar tidak hilang ditelan zaman,” ungkapnya.
Kegiatan ini semakin lengkap setelah diisi dengan sesi tanya jawab, di mana santri dapat berinteraksi langsung dengan para pengrajin. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan tentang teknik pembuatan, sejarah, serta tantangan yang dihadapi dalam proses produksi kapal Phinisi.
“Kami sangat antusias dan senang dengan adanya pembelajaran seperti ini. Tidak hanya memberi pengetahuan lebih, tapi juga mampu membuat fikiran lebih fresh karna dekat dengan pantai”, ungkap salah satu santri yang akrab disapa Naqi.
Kunjungan ini diakhiri dengan pemberian cinderamata oleh Kepala Sekolah SMP IT Shohwatul Is’ad sebagai bentuk penghargaan atas kerjasama dan sambutan hangat dari pihak pengrajin kapal. Para santri meninggalkan lokasi dengan membawa kenangan dan pengetahuan baru tentang Kapal Phinisi yang merupakan salah satu kebanggaan budaya Indonesia.