Dalam upaya meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, seluruh guru dan pembina di lingkungan PPMI Shohwatul Is’ad mengikuti Seminar Pendidikan bertajuk “Emphatic Communication: Seni Berkomunikasi dengan Santri Gen Z”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber berkompeten, Yassir Arafat Usman, M.Psi., Psikolog, seorang dosen psikologi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sekaligus Direktur Lontara Institut, sebuah lembaga yang berfokus pada pengembangan karakter dan pendidikan berbasis psikologi terapan.
Dalam paparannya, Yassir Arafat menjelaskan pentingnya emphatic communication atau komunikasi empatik sebagai keterampilan utama bagi guru di era generasi digital. Menurutnya, santri Gen Z memiliki karakter yang khas yakni kritis, terbuka terhadap perubahan, dan memiliki kecepatan adaptasi tinggi terhadap teknologi.
Melalui pendekatan komunikasi empatik, guru diajak untuk memahami bahwa hubungan edukatif tidak hanya dibangun melalui instruksi dan disiplin, tetapi juga melalui empati, mendengar aktif, serta ketulusan dalam membimbing. Hal ini menjadi kunci agar pesan pendidikan dan nilai-nilai pesantren dapat tersampaikan dengan lebih bermakna, sesuai dengan konteks perkembangan psikologis santri masa kini.
Dosen Psikologi Universitas Hasanuddin itu juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ketegasan dan kehangatan dalam mendidik. Ia mencontohkan bagaimana komunikasi yang efektif dapat mencegah konflik emosional, meningkatkan motivasi belajar, serta memperkuat rasa percaya antara guru dan santri.