PPMI Shohwatul Is’ad menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan lingkungan dan kewirausahaan santri dengan berpartisipasi dalam IMMIM Eco-Pesantren Exhibition 2025 yang digelar di Mal Nipah Makassar pada 8–9 November 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Milad ke-50 Pesantren IMMIM Putra Makassar yang mengangkat tema “Kind to The Earth, Inspired by Faith”.
Partisipasi PPMI Shohwatul Is’ad dalam ajang ini menjadi wujud nyata bahwa pesantren tidak hanya fokus pada penguatan keagamaan dan akademik, tetapi juga aktif dalam gerakan pelestarian alam dan pemberdayaan lingkungan. Dalam kegiatan yang dihadiri sejumlah pesantren dan lembaga pendidikan ini, santri Shohwatul Is’ad menampilkan berbagai inovasi berbasis lingkungan yang dikembangkan dari program Kewirausahaan dan Agrobisnis (KDA) di pesantren.
Salah satu daya tarik utama stan Shohid adalah akan adanya demonstrasi pembuatan sirup bunga rosella pada hari Ahad (9/10). Rosella dipilih bukan tanpa alasan. Selain memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tanaman ini juga dibudidayakan di Kebun Edukasi Pesantren Shohid sebagai bentuk pembelajaran langsung santri tentang pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Melalui kegiatan tersebut, para santri memperlihatkan bahwa bahan alami yang mudah ditemui di sekitar lingkungan pesantren dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi tanpa merusak keseimbangan alam.
Tak hanya itu, Shohwatul Is’ad juga memamerkan beragam produk olahan pangan hasil karya santri, seperti sambal bawang, sambal tuna, mie jeruk, bumbu mie, sirup rasa pisang ambon, serta camilan kulit jeruk pamelo. Seluruh produk tersebut merupakan hasil praktik pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang diterapkan di pesantren. Melalui kegiatan ini, santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan wirausaha, inovasi, dan tanggung jawab ekologis.
Menurut Ibu Satramida, selaku pendamping santri dalam kegiatan tersebut, keterlibatan santri di ajang ini memberikan pengalaman penting dalam memaknai konsep lingkungan hidup secara lebih konkret. Ia berharap, kegiatan seperti ini dapat menginspirasi santri untuk semakin kreatif dalam mengolah sampah dan limbah menjadi produk yang bermanfaat bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat. “Semoga santri bisa menciptakan ide-ide baru dalam mengelola limbah organik dan anorganik, sehingga muncul peluang usaha yang peduli terhadap lingkungan,” tuturnya.
Kegiatan Eco-Pesantren Exhibition di Mal Nipah Makassar berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan pendukung, seperti workshop pembuatan eco-brick, eco-enzyme, serta pertunjukan seni bertema lingkungan. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian Agama Kota Makassar yang mendorong lahirnya pesantren berwawasan ekologi di Indonesia. Para pengunjung antusias menyaksikan kreativitas santri dari berbagai lembaga yang menampilkan hasil inovasi mereka di bidang pengelolaan lingkungan dan produk ramah alam.